Minggu, 09 Januari 2011

BAB satu

Dingin mulai menjalar di sekujur tubuhku mesin pemanasku rusak dan aku harus menutupi tubuh kecilku yang kedinginan dengan 2 selimut super tebal, salju yang perlahan mulai menutupi sebagian jalan di kotaku membuatku enggan pergi kemana-mana , tapi ujian kalkulusku memaksa agar aku segera bangkit dari singgasanaku ini dan pergi kesekolah. Dengan langkah gontai aku pergi ke kamar mandi, udara yang begitu dingin membuatku enggan berlama-lama di kamar mandi.
Setelah semuanya selesai aku segera turun kebawah untuk sarapan pagi bersama kakak kembarku, tidak kebanyakan anak kembar lainnya yang rata-rata kembarannya berjenis kelamin sama, ya aku dan kakakku Mi Nam dia seorang laki-laki dan aku Min Nyu seorang perempuan. Itulah salah satu alasan yang membuat kami agak sedikit berbeda.
“Oppa*!!” tidak ada sautan sama sekali darinya aku meneriakan namanya berkali-kali sambil sesekali meneguk susu coklat panasku
“kenapa dia tidak menjawab? Mungkin dia masih tidur!” aku segera kekamarnya yang letaknya di dekat tangga. Aku ketuk pintu kamarnya namun tak ada jawaban,
“ Oppa, aku buka yah?!” kataku sambil menggeser gagang pintu kamarnya, saat aku buak kamar itu koson seprti tidak pernah ditiduri oleh pemiliknya kamarnya sangat rapih bersih dan wanginya begitu khas bau tubuh Mi Nam Oppa.
“ kenapa kamarnya kosong? Mungkin dia belum pulang. Huh dasar anak itu!” setelah keluar dari kamar Min Nam Oppa, aku menemukan secarik kertas tertempel di pintu lemari pendingin

‘aku ada ujian pada jam pertama,karena kau begitu lelet padahal aku sudah memberitahumu semalam untuk bangun lebih awal tapi kau malah mengacuhkan ucapanku. Jadi aku terpaksa meninggalkanmu
NB: jangan lupa sarapan  ‘

“OPPAAAAAA!!!!”
Kemarahanku memuncak aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan rasanya ingin memukul sesuatu dan menghancurkannya, wajah ku terasa panas mungkin sekarang berubah warnanya menjadi merah. Dengan hati yang masih diliputi kemarahan aku pergi berangkat ke sekolah, sepanjang jalan aku melangkah sambil menghentak-hentakan kakiku tidak perduli dengan orang-orang yang memerhatikan aku.
Perlahan amarah ku mulai berganti dengan kebingungan, aku bingung apa yang harus ku lakukan sekarang. Aku merasa seperti orang bodoh saat ini, aku melihat kekanan kekiri siapa tahu ada orang yang aku kenal atau orang yang mengenaliku. Aneh memang jika aku tidak tahu kendaraan apa yanh harus aku naiki agar sampai di sekolah dengan selamat, aku selalu berangkat bersama dengan kakakku dan aku bukan tipe orang yang senang keluar rumah sendirian jadi wajar kalau aku tidak tahu kendaraan mana yang bisa mengantarku sampai ke sekolah. Lagi pula ada banyak kendaraan di seol ini salah-salah aku bisa pergi dengan bus atau kereta bawah tanah yang bertujuan ke busan atau bahkan incheon.
“ Ah..kenapa tidak naik taksi saja, di seol kan ada banyak taksi Go Mi Nyu” kataku pada diri sendiri, aku segera menyetop ¬satu taksi yang lewat dan yah berhasil taksinya berhenti tepat di depanku namun ada seseorang yang tiba-tiba masuk menyerobot taksiku
“ Hei!! Apa yang kau lakukan aku sedang terburu-buru, ini kan taksi milikku aku yang pertama kali menyetopnya” kataku pada laki-laki itu
“apa katamu?? Aku duluan yang melihatnya jadi aku yang akan naik taksi ini !” katanya
“tidak bisa aku sedang terburu-buru. Ah 345 Na jadi aku yang duluan “ kataku sambil membacakan plat taksi tersebut
“ hei kalian berdua!” kata supir taksi tersebut
“apa??!” jawab kami berbarengan
“ kalian ini dari sekolah yang sama kan ? kenapa tidak naik berdua saja ayo cepat naik atau aku yang akan pergi” katanya sambil menunjuk pada seragam kami, spontan aku langsung melirik laki-laki itu dan ternyata dia memakai seragam sekolahku
“ kenapa melihatku seperti itu?” katanya denagn nada ketus
“tidak apa-apa huh, ya sudahlah aku mau. Hei kau! Kau mau atau tidak??” kataku jauh lebih ketus darinya
“ ya aku juga!” akhirnya kami berdua pun berbagi taksi, sepanjang perjalanan kami berdua tidak bicara sepatah katapun. Dia sibuk sendiri dengan I-Pod nya dan aku sibuk dengan pikiran-pikiranku sendiri.
Tak lama kemudian supir taksi itu menyadarkan kami dari kesibukkna kami
“hei kalian berdua sudah sampai semuanya 80.000 won*”
“ hah iya tunggu sebentar, hei kau sini 40.000” kataku meminta uang taksi padanya tanpa sepatah kata pun dia mengeluarkan uangya dari saku depan seragamnya dan memberikannya padaku, kemudian kami berdua keluar dari taksi setelah membayar pada si supir taksi.
Aku berjalan sambil mengeluarkan buku kalkulusku untuk aku baca sambil jalan menuju kelas , namun aku merasa ada yang aneh dengan sekolah pagi ini. Rasanya saat ini aku sedang di bicarakan, tapi ya sudahlah mungkin aku memang pantas untuk dibicarakan pikirku singkat. Namun aku agak sedikit risih kenapa mereka semua melihatku dengan tatapan tidak senang yah?
“ Hei!!”
“astaga! Kenapa kau berteriak seperti itu kau kan tidak tuli laki-laki bodoh!” kataku dengan nada ketus
“ apa kau bilang barusan?! Lupakan kenapa kau mengikutiku terus?” katanya yang hendak memukul kepalaku namun di urungkannya niat itu
“ apa?! Siapa yang mengikuti mu dasar idiot” kataku sambil memajukan badanku
“laki-laki bodoh? Sekarang idiot! Dasar nenek sihir tidak tahu malu pergi sana! Jangan mendekati aku lagi. Ayo sana pergi” katanya sambil mengibaskan tangannya menyuruh ku pergi
“ hei ! Arghhhh… tidak akan ada pangkalnya kalau berdebat dengan mu, baik aku yang akan pergi dasar pria manja weee…” kataku sambil menjulurkan lidahku, dan pergi meninggalkannya namun aku sempat mendengarnya meneriakiku perempuan aneh lalu mengerang dan aku tidak mendengarnya meracau lagi.

1 komentar:

agnes ganisa's blog mengatakan...

fanfic ya fid? hahaa. lucu . ayoo lanjutkaan! :D

Posting Komentar